TERBENTUKNYA JARINGAN NUSANTARA MELALUI PERDAGANGAN

Download File Rpp TERBENTUKNYA  JARINGAN  NUSANTARA  MELALUI PERDAGANGAN ,,,,Disini

Diskusi Kelompok :
  1. Asal usul terbentuknya hubungan perdagangan di Nusantara serta peran pedagang Cina dan India
  2. Faktor pendorong Sriwijaya sebagai Negara Maritim
  3. Peran Majapahit sebagai negara Produsen dan konsumen dalan jalur Perdagangan di Nusantara
  4. Hasil-hasil komoditas di Nusantara yang banyak diminati pedagang mancanegara
  5. Bandar-bandar penting yang menjadi faktor terbentuknya jaringan perdagangan Nusantara masa Hindu-Budha dan Dampaknya bagi wilayah disekitarnya
  6. Peran perdagangan dalam proses integrasi bangsa-bangsa di kepulauan Nusantara (dari jaman kerajaan Hindu Budha sampai sekarang )


Pusat-pusat integrasi (kerajaan) Nusantara (Indonesia) berlangsung melalui penguasaan laut. Pusat-pusat integrasi itu selanjutnya ditentukan oleh :
  • Keahlian 
  • Kepedulian terhadap laut

Sehingga terjadi perkembangan baru, setidaknya dalam dua hal :
  • Pertumbuhan jalur perdagangan yang melewati lokasi-lokasi strategis di pinggir pantai, 
  • Kemampuan mengendalikan (kontrol) politik dan militer para penguasa tradisional (raja-raja) dalam menguasai jalur utama dan pusat-pusat perdagangan di Nusantara. 

Jadi, prasyarat untuk dapat menguasai jalur dan pusat perdagangan ditentukan oleh dua hal penting yaitu :
  • Perhatian atau cara pandang 
  • Kemampuan menguasai lautan. 

Jalur-jalur perdagangan yang berkembang di Nusantara sangat ditentukan oleh :
  • Kepentingan ekonomi pada saat itu 
  • Perkembangan rute perdagangan dalam setiap masa yang berbeda-beda. 

Jika pada masa praaksara hegemoni /penguasaan budaya dominan datang dari pendukung budaya Austronesia dari Asia Tenggara Daratan.

Pada masa perkembangan Hindhu-Buddha di Nusantara terdapat dua kekuatan peradaban besar : 
  • Cina di utara 
  • India di bagian barat daya. 

Keduanya merupakan dua kekuatan super power pada masanya dan pengaruhnya amat besar terhadap penduduk di Kepulauan Indonesia. 

Bagaimanapun, peralihan rute perdagangan dunia ini telah membawa berkah tersendiri bagi masyarakat dan suku bangsa di Nusantara  :
  • Mereka secara langsung terintegrasikan ke dalam jalinan perdagangan dunia pada masa itu. 
  • Selat Malaka menjadi penting sebagai pintu gerbang yang menghubungkan antara pedagang-pedagang Cina dan pedagang-pedagang India.


Peta pusat-pusat perdagangan kuno Nusantara. Keterangan : I.Samudera Pasai; II.Sriwijaya; III.Pajajaran; IV.Majapahit; V.Gowa-Tallo; VI.Ternate Tidore.



Pada masa itu Selat Malaka merupakan jalur penting dalam pelayaran dan perdagangan bagi pedagang yang melintasi Bandar-bandar penting di sekitar Samudera Indonesia dan Teluk Persia. 

Selat itu merupakan jalan laut yang menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut Nusantara, dan dengan Cina di sebelah timur laut Nusantara. Jalur ini merupakan pintu gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama “jalur sutra”. 
Penamaan ini digunakan sejak abad ke-1 hingga ke-16 M, dengan komoditas kain sutera yang dibawa dari Cina untuk diperdagangkan di wilayah lain. 

Ramainya rute pelayaran ini mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur, antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota Cina (Sumatra Utara sekarang).

Kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka menjadi lebih sejahtera oleh proses integrasi perdagangan dunia yang melalui jalur laut tersebut. Mereka menjadi lebih terbuka secara sosial ekonomi untuk menjalin hubungan niaga dengan pedagang-pedagang asing yang melewati jalur itu. 

Di samping itu, masyarakat setempat juga semakin terbuka oleh pengaruh-pengaruh budaya luar. Kebudayaan India dan Cina ketika itu jelas sangat berpengaruh terhadap masyarakat di sekitar Selat Malaka. Bahkan sampai saat ini pengaruh budaya terutama India masih dapat kita jumpai pada masyarakat sekitar Selat Malaka. 

Disamping kian terbukanya jalur niaga Selat Malaka dengan perdagangan dunia internasional, jaringan perdagangan antarbangsa dan penduduk di Kepulauan Indonesia juga berkembang pesat selama masa Hindhu-Buddha. Jaringan dagang dan jaringan budaya antar kepulauan di Indonesia itu terutama terhubungkan oleh jaringan laut Jawa hingga kepulauan Maluku. 




Mereka secara tidak langsung juga terintegrasikan dengan jaringan ekonomi dunia yang berpusat di sekitar selat Malaka, dan sebagian di pantai barat Sumatra seperti Barus. Komoditas penting yang menjadi barang perdagangan pada saat itu adalah rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkih, dan pala.

Pertumbuhan jaringan dagang internasional dan antarpulau telah melahirkan kekuatan politik baru di Nusantara. Peta politik diJawa dan Sumatra abad ke-7, seperti ditunjukkan oleh D.G.E. Hall, bersumber dari catatan pengunjung Cina yang datang ke Sumatra. Dua negara di Sumatra disebutkan, Mo-lo-yeu (Melayu) di pantai timur, tepatnya di Jambi sekarang di muara Sungai Batanghari.

Agak ke selatan dari itu terdapat Che-li-fo-che, pengucapan cara Cina untuk kata bahasa sanskerta, Criwijaya. Di Jawa terdapat tiga kerajaan utama, yaitu di ujung barat Jawa, terdapat Tarumanegara, dengan rajanya yang terkemuka Purnawarman, di Jawa bagian tengah ada Ho-ling (Kalingga), dan di Jawa bagian timur ada Singhasari dan Majapahit.

 Selama periode Hindhu-Buddha, kekuatan besar Nusantara yang memiliki kekuatan integrasi secara politik, sejauh ini dihubungkan dengan kebesaran Kerajaan Sriwijaya, Singhasari, dan Majapahit.

Kekuatan integrasi secara politik di sini maksudnya adalah kemampuan kerajaan-kerajaan tradisional tersebut dalam menguasai wilayah-wilayah yang luas di Nusantara di bawah control politik secara longgar dan menempatkan wilayah kekuasaannya itu sebagai kesatuan-kesatuan politik di bawah pengawasan dari kerajaan-kerajaan tersebut. Dengan demikian pengintegrasian antarpulau secara lambat laun mulai terbentuk.

Kerajaan utama yang disebutkan di atas berkembang dalam periode yang berbeda-beda. Kekuasaan mereka mampu mengontrol sejumlah wilayah Nusantara melalui berbagai bentuk media. Selain dengan kekuatan dagang, politik, juga kekuatan budayanya, termasuk bahasa. Interelasi antara aspek-aspek kekuatan tersebut yang membuat mereka berhasil mengintegrasikan Nusantara dalam pelukan kekuasaannya. Kerajaan-kerajaan tersebut berkembang menjadi kerajaan besar yang menjadi representasi pusat-pusat kekuasaan yang kuat dan mengontrol kerajaan-kerajaan yang lebih kecil di Nusantara.

Hubungan pusat dan daerah hanya dapat berlangsung dalam bentuk hubungan hak dan kewajiban yang saling menguntungkan (mutual benefit). Keuntungan yang diperoleh dari pusat kekuasaan antara lain, berupa pengakuan simbolik seperti kesetiaan dan pembayaran upeti berupa barang-barang yang digunakan untuk kepentingan kerajaan, serta barang-barang yang dapat diperdagangkan dalam jaringan perdagangan internasional.

Sebaliknya kerajaan-kerajaan kecil memperoleh perlindungan dan rasa aman, sekaligus kebanggaan atas hubungan tersebut.Jika pusat kekuasaan sudah tidak memiliki kemampuan dalam mengontrol dan melindungi daerah bawahannya, maka sering terjadi pembangkangan dan sejak itu kerajaan besar terancam disintegrasi/ perpecahan

Kerajaan-kerajaan kecil lalu melepaskan diri dari ikatan politik dengan kerajaan-kerajaan besar lama dan beralih loyalitasnya dengan kerajaan lain yang memiliki kemampuan mengontrol dan lebih bisa melindungi kepentingan mereka. Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddha ditandai oleh proses integrasi dan disintegrasi semacam itu. 

Namun secara keseluruhan proses integrasi yang lambat laun itu kian mantap dan kuat, sehingga kian mengukuhkan Nusantara sebagai negeri kepulauan yang dipersatukan oleh kekuatan politik dan perdagangan.

            Perahu yang dipakai dalam pelayaran di masa lalu

Kemajuan perdagangan dan pelayaran antarpulau juga ditunjang dengan pengetahuan tentang pembuatan kapal. Berdasarkan teknik pembuatannya, dikenal dua jenis perahu  yaitu :
  1. Perahu lesung adalah perahu yang dibuat dari batang pohon besar yang dikeruk bagian tengahnya hingga berbentuk seperti lesung. 
  2. Perahu Papan adalah perahu yang dibuat dari beberapa buah batang papan yang disambung dengan pena kayu atau baut, sekrup, dan paku baja.

Perahu Lesung ada yang bercadik dan tidak bercadik. Cadik adalah bamboo atau kayu yang dipasang di kiri kanan perahu serupa sayap sebagai alat pengatur keseimbangan agar tidak mudah terbalik. Perahu lesung dijalankan dengan tenaga manusia dan dorongan angin. Perahu yang menggunakan tenaga angin mempunyai tiang satu atau lebih untuk memasang layarnya. 
Perahu papan memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Semakin tinggi pengetahuan pembuat kapal, semakin baik dan indah perahunya. Jenis perahu ini sangat tepat digunakan sebagai alat hubungan lalu lintas perdagangan antarpulau. Jenis kapal ini memiliki daya muat yang baik untuk membawa barang dalam jumlah yang besar.

Setiap daerah di Nusantara mempunyai beragam bentuk dan nama perahu  seperti  Belang dan Orembai (Maluku).

  • Kegunaan perahu beserta namanya di daerah : 
  • Upacara kebesaran dan kenegaraan – Pencalang (Palembang)
  • Pengangkut muata - Tambangan (Banjarmasin). 
  • Alat perang - Kora-Kora (Maluku).
  • Menangkap Ikan :
  1. Cemplon (Jawa Tengah), 
  2. Jung (Demak), 
  3. Londe (Sulawesi Utara), 
  4. Roh Talor (Nusa Tenggara). 
  5. Juanga, Lakafufu, Kalulus, Camanomi (Maluku)
  6. Belungkang (Sumatera), 
  7. Cunia (Madura), 


Peran kepulauan dalam perdagangan dan pelayaran 

Di antara abad ke-7 sampai 15 di kawasan Nusantara telah muncul beberapa pusat perdagangan. Pusat-pusat perdagangan Nusantara saling dikunjungi para pedagang asing, terutama Cina, India, dan negeri-negeri di kawasan Asia Tenggara. 

Munculnya pusat-pusat perdagangan Nusantara disebabkan adanya kemampuan sebagai tempat berikut ini.
  1. Pemberi bekal untuk berlayar dari suatu tempat ke tempat lain.
  2. Pemberi tempat istirahat bagi kapal-kapal yang singgah di Nusantara.
  3. Pengumpul barang komoditas yang diperlukan bangsa lain.
  4. Penyedia tempat pemasaran bagi barang-barang asing yang siap disebarkan keseluruh Nusantara.

Wilayah Nusantara menyimpan berbagai kekayaan di darat dan di laut. Sumber daya alam ini sejak dulu telah dimanfaatkan untuk keperluan sendiri dan diperdagangkan antarpulau atau antarnegara. 
Barang dagangan utama yang mendapat prioritas dalam perdagangan antarpulau, yaitu
  1. Lada, emas, kapur barus, kemenyan, sutera, damar madu, bawang putih, rotan, besi, katun (Sumatera);
  2. Beras, gula, kayu jati (Jawa);
  3. Emas, intan, kayu-kayuan (Kalimantan);
  4. Kayu cendana, kapur barus, beras, ternak, belerang (Nusa Tenggara);
  5. Emas, kelapa (Sulawesi); 
  6. Perak, sagu, pala, cengkih, burung cenderawasih, perahu Kei (Maluku dan Papua).

Di antara sekian banyak barang komoditas tersebut, rempah-rempah menjadi primadona yang dibutuhkan para pedagang domestic maupun mancanegara. Daerah penghasil rempah-rempah utama di Nusantara ialah Ternate dan Tidore.

Rasi bintang biduk besar 


Rasi Bintang Pari

Dengan berbekal pengetahuan angina, navigasi, dan teknologi perkapalan, para pedagang dan pusat-pusat perdagangan Nusantara tidak saja menjalin hubungan atarpulau di negeri sendiri, tetapi juga hubungan antarbangsa, terutama dengan bandar-bandar di kawasan Asia Tenggara. 
Para pedagang Nusantara, baik dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, maupun pulau-pulau lain telah berjasil menjalin hubungan dagang bandar-bandar, seperti Malaka dan Johor di Semenanjung Malaka; Pattani, dan Kra di Thailand; Pegu di Myanmar (Birma); Campa di Kamboja; Manila di Filipina; Brunei dan bandar-bandar lain.


3 Responses to "TERBENTUKNYA JARINGAN NUSANTARA MELALUI PERDAGANGAN"

  1. apa kesimpulan dari terbentuknya jaringan Nusantara melalui perdagangan?

    BalasHapus
  2. As reported by Stanford Medical, It is indeed the ONLY reason women in this country live 10 years more and weigh on average 19 KG lighter than us.

    (By the way, it is not about genetics or some secret-exercise and really, EVERYTHING to do with "how" they are eating.)

    BTW, What I said is "HOW", and not "what"...

    Tap on this link to uncover if this quick quiz can help you find out your true weight loss potential

    BalasHapus
  3. Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK

    BalasHapus